Senin, 04 Desember 2017

Pemetaan Topografi

ALAT & BAHAN
1.      TS (Merk Sokkia)   à 1 set
2.      Prisma Pole          à 1 buah
3.      Prisma Standar    à 1 buah
4.      Statif                    à 2 buah
5.      Pole                      à 1 buah
6.      Rol meter             à 2 buah
7.      Patok & palu        à secukupnya
8.      Kalkulator            à 2 buah
9.      Buku & akal tulis
10.  Formulir pengukuran

SURVEI PENDAHULUAN
            Survei lapangan penting dilakukan untuk mengetahui bentuk dan detil-detil apa yang terdapat di medan. Memudahkan dalam perencanaan dan penentuan titik kontrol serta metode yang akan digunakan. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mengetahui gambaran secara garis besar tentang medan yang akan dihadapi dan pemasangan titik-titik kontrol pengukuran.

PENGUKURAN
Pendiran Alat di Titik Kontrol (Stasiun/STN)
1.      Buka dan dirikan statif setinggi dada, datarkan dan tepatkan berdiri di atas STN.
2.      Dirikan TS di atas statif dan kunci. Atur skrup ABC agar sama tinggi/datar.
3.      Bidik titik STN melalui TS masukkan di pusat lingkaran dengan cara menganggkat dua kaki statif.
4.      Sentring, masukan nivo kotak di tengah lingkaran/pusat dengan cara mengatur skrup statif.
5.      Mengatur nivo tabung dengan skrup ABC.
6.      Hitung tinggi TS
Pengcekaan Alat
1.      Hidupkan TS à ON
2.      Kolimasi: garis bidik yang tidak tegak lurus sumbu II
3.      Kolimasi: CNFG/F4 à Instr.const à Collimation à enter
4.      Bidik target (face 1) à OK
5.      Bidik target yang sama (face 2) à OK
6.      Yes à untuk men-set ulang. No à men-cancel
7.      Indek Vertikal: pembacaan lingkaran vertikal tidak tepat pada angka 0/90/180/270. Sekalahan maksimal tergantung dri ketelitian alat
8.      Indek Vertikal: CNFG/F4 à Instr.const à Tilt à enter
9.      Setting konstanta prisma: EDM à mode: fine”s” à pc: 0/30/-30
Pengukuran Poligon
1.      Dengan formulir: MEAS/F1 à REC à Dist data à catat hasilnya. Ukuran dua seri rangkap, tergantung situasi kondisi dan permintaan.
2.      Penghitungan manual à (exel/kalkulator) à untuk mengetahui koordinat fix masing-masing titik
Pengukuran
1.      JOB: MEM à JOB à JOB selection à (JOB  Selection & Coord search JOB samakan) à dapat dilakukan edit job
2.      STN: MEAS àREC/F3 à Stn.data
3.      BS: MEAS à REC/F3 à Backsight data à Angle (apabila tidak koordinat tidak diketahui) à arakan ke BS input Azimutnya à Rec à Coord (apabila diketahui koordinat BS-nya) à OK
4.      DETIL: MEAS à Dist+Coord data àbidik à Auto (tidak ada perubahan) atau OBS (ada perubahan)
Note: jangan lupa membidik koordinat FS/ stasiun selanjutnya dan dicatat

DOWNLOAD DATA
1.      MEDIA à Save data à pilih job yang akan didownload (tanda bintang berarti belum didownload) à OK (Out) à Enter.
2.      Raw data dalam format .SDR

KONVERT DATA
Software ProLink (.SDR à .txt)
1.      Buka ProLink à file à new project à Import  à file .SDR à Eksport (Source: Reduced Coordinat, Export Conversi: Pt N E Z Cd Reduced Coordinat (.txt)) à OK
2.      Beri nama dan telah tersimpat dalam format .txt


Sabtu, 25 November 2017

Pengukuran Arus

Pendahuluan
Dalam Oseanografi, pemahamam mengenai arus menjadi sangat penting. Dengan memahami pola aliran arus, analisis mengenai dampak lingkungan yang disebabkan limbah pencemaran, pembangungan atau perencanaan struktur pantai (pelabuhan), navigasi, perencanaan strukur laut lepas pantai (offshore), keperluan pelayaran dan perikanan dapat dibangun atau dirancang dengan baik. Menurut Gross (1990) arus didefinisikan sebagai mekanisme dan proses dinamika massa air laut yang terjadi secara terus-menerus dan disebabkan oleh berbagai faktor eksternal dan internal perairan (Gross, 1990). Arus laut yang terjadi di lautan luas memiliki karakter yang berbeda di setiap kedalaman. Arus laut yang terjadi dipermukaan laut umumnya merupakan pergerakan massa air akibat adanya pengaruh gaya dorong angin sedangkan arus laut yang terjadi di laut dalam dibangkitkan oleh karena adanya gradien salinitas atau lebih dikenal dengan kemiringan/slope, kerapatan dan suhu perairan.

Tujuan
  1. Mengetahui metode-metode pengukuran arus laut.
  2. Mengetahui faktor-faktor terjadinya arus laut.
  3. Mempelajari proses arus laut.
  4. Mengetahui cara menghitung kecepatn arus.

          Definisi Arus
     Arus merupakan proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air dari satu tempat ke tempat yang lain. Gerakan tersebut diakibatkan oleh resultan beberapa gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar perairan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil dari gerakan massa air adalah vektor yang mempunyai besaran kecepatan dan arah.
       Contoh gerakan tersebut seperti gaya coriolis, yaitu gerakan yang membelokan arah arus dari tenaga bumi. Pembelokkan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mengarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya coriolis mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara sedangkan pada belahan bumi selatan akan berlawanan dengan arah jarum jam. Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman (Pond dan Pickard, 1983).

Pengukuran Arus
Gerakan massa air di laut dapat diketahui dengan 3 cara, yaitu pengukuran arus secara insitu, pengukuran arus dengan satelit altimetri, dan pengukuran arus dengan model hidrodinamika.

Pengukuran arus secara insitu
Pengukuran arus secara insitu dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen kelautan. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode Lagrangian dan metode Euler. 
Metode Lagrarian adalah sebuah metode untuk mengukur aliran massa air dengan melepas benda apung atau drifter ke laut. Alat pengukur arus dengan prinsip Lagrangian adalah drifting buoy. Drifting buoy yang telah dilepas ke dalam perairan akan terhanyut mengikut arah gerak arus pada kedalaman yang telah diatur, mencatat data real time baik arah mapun kecepatan arus laut. Alat ini bergerak sesuai dengan pola laut.
Metode Euler adalah sebuah metode pengukuran arus yang dilakukan pada satu titik tetap pada kurun waktu tertentu. Cara ini biasanya menggunakan alat yang bernama Current Meter. Berdasarkan sensor kecepatan yang digunakan, current meter dibagi menjadi dua, yaitu sensor mekanik dan sensor non-mekanik.
Gambar 1. menunjukkan salah satu alat ukur atau drifter yang ditaruh di laut, pada bagian atas dilengkapi seperangkat elektronik yang mampu mentranfer data posisi ke stasiun kontrol di darat melalui satelit. Sehingga secara terus menerus posisinya dapat diplotkan dan akhirnya lintasan arus dapat diketahui.


Gambar 1.
Salah satu contoh alat ukur arus dengan menggunakan metode Euler, panel sebelah kiri merupakan salah satu contoh lintasan arus yang bergerak dari Samudera Pasifik  bergerak memasuki perairan Indonesia.

Cara lain mengukur arus insitu adalah dengan metode Euler. Pengukuran arus yang dilakukan pada satu titik tetap pada kurun waktu tertentu. Cara ini biasanya menggunakan alat yang disebut dengan Current Meter. Salah satu alat ukur arus dengan metode Euler ditampilkan pada Gamb 2. Pada alat tersebut dilengkapi dengan sensor suhu, conductivitas untuk mengukur salinitas, rotor untuk kecepatan dan kompas magnetik untuk menentukan arah.



Gambar 2.
Current Meter Aandera Type RCM-7

Gambar 3. menunjukkan salah satu contoh hasil rekaman arus di tiga lapisan kedalaman pada periode 15 April-15 Juni 1997 di perairan lepas pantai Cilacap. Panel (a) paling atas merupakan stik plot data angin rata-rata harian selama periode yang sama seperti pengukuran arus. Panel (b) sampai (d) merupakan vektor arus pada kedalaman 55m, 115m dan 175m. Secara umum kecepatan arus semakin menurun dengan bertambahnya kedalaman. Panel (e) paling bawah merupakan plot data salinitas pada lapisan kedalaman 55m (garis utuh), 155m (garis putus-putus) dan 175m (garis titik). Pada periode 15 Mei dan 10 Juni nampak perbedaan salinitas yang cukup signifikan, dimana pada lapisan kedalaman 55m salinitas drop menjadi 34,00 psu.
Gambar 3.
Contoh hasil rekaman mooring dengan alat ukur Current Meter type Aandera

b.               Pengukuran arus dengan satelit altimetri
Satelit altimetri biasa digunakan untuk melihat atau melakukan observasi terhadap muka laut yang meliputi perubahan fisis dan aplikasinya dalam analisis gerakan arus permukaan. Pengukuran arus dengan satelit altimetri menggunakn prinsip penginderaan jauh. Dengan menggunakan sistem kanal yang terdapat pada sensor satelit, maka satelit altimetri dapat merekam dan memantau arah pergerakan arus global. Pengukuran arus dengan cara ini harus memperhatikan aspek-aspek seperti koreksi spasial, geometri, dan lainnya.
Adanya perkembangan teknologi satelit dewasa ini sangat memungkinkan untuk mengetahui tinggi muka laut atau topografi muka laut. Salah satu satu satelit yang mampu untuk membedakan perbedaan tinggi muka laut adalah Topex/Poseidon (Gambar. 4a). Satelit altimetri pada prinsipnya mentransmisikan gelombang dengan panjang tertentu, kemudian dicatat waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak dari satelit ke permukaan laut dan kembali ke reciever di satelit, sehingga jarak dari lintasa satelit ke muka laut diketahui. Jarak yang lebih dekat saat muka laut lebih tinggi akan membutuhkan waktu yang lebih pendek bila dibandingkan dengan saat muka laut lebih rendah. Gambar.4b menggambarkan tinggi rendah muka laut dan hasil analisis gerakan massa air permukaan.
 (a)
(b)
Gambar 4.
(a) Satelit Topex-Poseidon, (b) hasil rekaman satelit Topex-Posaidon


Seiring dengan perkembangan teknologi komputer, para pakar oseanografi fisika mengembangkan model-model hidrodinamika untuk memprediksi gerak massa air di laut. Dengan memahami prinsip-prinsip fisika dan dengan alat bantu matematika dan komputer beberapa permasalahan yang secara analitik sulit dipecahkan dapat dipecahkan dengan metode numerik. Sampai saat ini banyak sekali model dikembangkan, misalnya POM (Princeton Ocean Modeling). Bahkan beberapa institusi kelautan dunia membuat paket-paket model yang bisa di-running dalam personal komputer berbasis windows, misalnya SMS 8.0 (Surface water Modelling System). Gambar 5. merupakan salah satu contoh model arus yang dihasilkan dari program SMS 8.0 dengan memasukkan data kedalaman, komponen pasang-surut M2, S2, N2. O1 dan K1.

Gambar 5.

Pola arus di pantai Aceh Timur, hasil simulasi dengan SMS 8.0

Pengukuran arus dengan model hidrodinamika
Model hidrodinamika adalah pendekatan matematika dan fisika yang digunakan untuk menentukan arah dan kecepatan dengan menggunakan beberapa variabel dan peubah. Pendekatan yang digunnakan adalah pendekatan metode numerik dengan bantuan super komputer, sehingga dengan itu dapat dilakukan simulasi pola arus suatu perairan pada waktu tertentu dengan memasukkan beberapa variabel seperti batimetri, pasang surut, angin, dan lainnya. Penentuan arah dan kecepatan arus lebih teliti akan tetapi dalam penggunaanya sangat rumit.

Faktor Penyebab Terjadinya Arus
Menurut Piers Chapman (2009) meskipun sistem arus dunia sangat kompleks tetapi ia menyimpulkan bahwa terdapat dua gaya utama pembangkit arus laut di bumi yaitu  matahari dan rotasi bumi. Matahari mempengaruhi lautan dengan dua cara. Pertama, matahari memanaskan atmosfer, menciptakan angin, dan menggerakan permukaan laut melalui gesekan atau friksi. Angin ini cenderung mendorong permukaan air sepanjang arah hembusan angin di atasnya. Meskipun  angin cukup kuat mempengaruhi lapisan permukaan, pengaruhnya hanya kurang dari 100 meter kedalaman. Kedua, matahari mengubah kerapatan atau densitas permukaan air lautan secara langsung dengan mengubah suhu dan atau salinitasnya. Jika air menjadi dingin atau menjadi lebih asin (garam tinggi) melalui proses evaporasi maka air laut akan menjadi lebih rapat. Hal ini akan menghasilkan kolom air menjadi tidak stabil, mengakibatkan arus menjadi fungsi densitas, hal ini juga dikenal dengan sebagai sirkulasi termohalin (Thermohaline circulation).
Rotasi bumi pun mengakibatkan terjadinya arus melalui gaya coriolis. Gaya ini menyebabkan air dibelokan menuju kanan pada belahan bumi utara dan menujukiri pada belahan bumi selatan. Gaya coriolis meningkatkan kecepatan arus ketika menjauhi ekuator. Menurut Pond dan Pickard (1983) pergerakan potensial massa air yang menyebabkan timbulnya arus erat yang dipengaruhi oleh dua gaya utama, yakni gaya primer dan sekunder. Gaya primer yang menyebabkan gerak adalah gravitasi, wind  stress, tekanan atmosfer, dan seismic. Sedangkan, gaya sekunder yang menimbulkan gerak adalah gaya coriolis dan dan gesekan (friction). Gross (1990), berpendapat bahwa faktor penyebab terjadinya arus terdiri dari empat bagian, yaitu gesekan angin, gaya pasang surut, perbedaan densitas air laut, dan gaya gradien tekanan mendatar, serta gaya coriolis. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulakan bahwa arus laut dibangkitkan oleh dua gaya penggerak utama yaitu matahari sebagai penggerak primer dan rotasi bumi sebagai penggerak skunder sedangkan faktor lainnya hanyaturunan dari faktor utama.

Jenis-Jenis Arus
Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas (permukaan) dan arus bawah. Arus atas (surface current) adalah arus yang bergerak dipermukaan laut dan pada umumnya disebabkan oleh angin. Sedangkan arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut biasanya disebabkan oleh perbedaan densitas.
Menurut Piers Chapman (2009), arus dapat dibedakan pula menjadi dua golongan besar, yaitu:
  1. Surface Currents, arus yang sangat dominan dipengaruhi oleh gaya dorong angin dan pada umumnya bergerak mengikuti arah rambat angin.
  2. Deep Currents, arus laut dengan kedalaman lebih dari 200 meter dimana gaya penggerak utamanya bukanlah angin melainkan fungsi kerapatan atau densitas, lebih umum dikenal dengan nama thermohaline.

Sedangkan menurut Gross (1990), klasifikasi arus berdasarkan gaya yang ditimbulkan, dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu:
1.   Arus Eikman, yaitu arus yang disebabkan oleh gesekan angin dan bergerak membentuk spiral di laut dalam.
2.    Arus Pasang Surut, yaitu arus yang disebabkan oleh adanya gaya pembangkit pasang surut umumnya benda-benda langit seperti bulan dan matahari.
3.  Arus Thermohaline, yaitu arus yang disebabkan oleh gradien atau kemirinagan atau perbedaan densitas air laut.
4.    Arus Geostrofik, yaitu arus yang disebabkan karena terjadinya kesetimbangan antara gaya gradien tekanan mendatar dengan gaya coriolis pada dua gradien densitas yang berbeda.
           

KESIMPULAN
  1. Arus merupakan proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air.
  2. Gerakan massa air di laut dapat diketahui dengan 3 cara, yaitu pengukuran arus secara insitu, pengukuran arus dengan satelit altimetri, dan pengukuran arus dengan model hidrodinamika.
  3. Terdapat banyak faktor yang dapat menimbulkan terjadinya arus dan perubahannya factor utama disebabkan oleh panas matahari, angin, dan lain-lain.


Daftar Pustaka

Bernawis, Lamona I. 2000. Temperature and Pressure Responses on El-Nino 1997 and La-Nina 1998 in Lombok Strait. Proc. The JSPS-DGHE International Symposium on Fisheries Science in Tropical Area.
Gross,M.G.1990.Oceanography : A View of Earth. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliff. New Jersey.
Pond, S dan G.L Pickard. 1983. Introductory dynamical Oceanography. Second edition. Pergamon Press. New York.
Gross, M. 1972. Oceanography sixth edition. New Jersey : Prentice-Hall.Inc.
Pond, S dan G.L Pickard. 1983.  Introductory Dynamical Oceanography, 2th edition. Pergamon Press.
Open University Team. 1989. Ocean Circulation. Pergamon Press.
            Pinet, P.R. 2000. Invitation to Oceanography. 2nd  Edition. Jones and Bartlett Publishers. Sudbury, Massachuesetts.






Jumat, 24 November 2017

Mengenal Kadaster

    Kadaster berasal dari kata Capitastrum yang berarti kepemilikan perkepala atau Katastikon dalam bahasa Bahasa Yunani berarti:  buku catatan Sementara Kadaster dalam arti (Modern) :
    “PENDAFTARAN / PEMBUKUAN BIDANG-BIDANG TANAH DALAM DAFTAR BERDASARKAN PENGUKURAN PEMETAAN YANG SEKSAMA DARI BIDANG-BIDANG TANAH”
       Menurut pasal 3 sd pasal 14 PP.10 tahun 1961, ada  2 unsur yang harus dipenuhi untuk sebuah Kadaster dalam arti modern, yaitu,
  1. Pendaftaran atau pembukuan bidang-bidang tanah yang terletak di suatu daerah dalam daftar-daftar. Dalam daftar-daftar tersebut diuraikan letak, batas-batas dan luas dari tiap-tiap bidang tanah serta hak-hak yang terdapat di atasnya dan orang-orang yang menjadi pemegang hak dari hak hak itu.
  2. Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah
Sementara Pasal 14 PP.24 tahun 1997 , mengatur kadaster modern sebagai berikut :
  1. Pengumpulan dan pengolahan data fisik merupakan kegiatan pengukuran dan pemetaan meliputi : pembuatan peta dasar, penetapan batas-batas bidang, pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan peta pendaftaran, pembuatan daftar tanah dan pembuatan surat ukur.
  2. Pembuktian hak dan pembukuannya.
 
Definisi Kadastral,
United Nations Guidelines: A type of land information system that   record  land parcel.
Peter Dale: A Public register usually recording the   quantity ,  value and ownership of land parcels in a country.
Henssen: A methodically arranged public inventory of data of all properties/parcels within a country or district, base on survey  of their boundaries.

Sekian, Wassalam :)

Kamis, 23 November 2017

Titik Dasar Teknik Orde 4

Titik Dasar Teknik adalah titik yang mempunyai koordinat yang diperoleh dari suatu pengukuran dan perhitungan dalam suatu sistem tertentu yang berfungsi sebagai titik kontrol atau titik ikat untuk keperluan pengukuran dan rekonstruksi batas (pasal 1 butir 13 PP No.24/1997).
Orde adalah peringkat titik-titik dasar teknik berdasarkan kerapatan dan ketelitian sehingga dapat dibedakan dalam 5 peringkat yaitu, orde 0 sampai orde 4 dan berfungsi sebagai titik ikat pengukuran dan pemetaan (Pasal 1 (B) PMNA/KBPN No.3 Tahun 1997). Kerapatan orde 4 yaitu sampai dengan 150 meter.
Titik Dasar Teknik Orde 4 adalah titik yang mempunyai koordinat TM 3 (Transverse Mercator 3 derajat) yang diperoleh dari suatu pengukuran dan perhitungan yang berfungsi sebagai titik kontrol atau titik ikat untuk keperluan pengukuran dan rekonstruksi batas yang kerapatan atau ketelitiannya mencapai 150 meter.
Pemasangan titik dasar teknik orde 4 dilakukan oleh Kantor Pertanahan setempat. Sedangkan pengukurannya diikatkan ke titik dasar teknik orde 3 terdekat. Kontruksi titik dasar teknik orde 4 adalah beton berukuran 20 x 20 x 40 cm atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Dalam pemetaannya simbol yang digunakan adalah lingkaran dengan titik tengah 3 mm. Sistem penomeran titik dasar teknik orde 4 terdiri dari 11 digit, 2 digit pertama kode propinsi, 2 digit selanjutnya kode kota/kabupaten, 2 digit berikutnya kode kecamatan, 2 digit berikutnya kode desa, dan 3 digit terakhir merupakan nomor urut Titik Dasar Teknik.

sekian dan terimakasih, Wassalam :)


Pemetaan Topografi

ALAT & BAHAN 1.       TS (Merk Sokkia)    à 1 set 2.       Prisma Pole          à 1 buah 3.       Prisma Standar    à 1 buah ...